Kamis, 08 Juli 2010



PLTGU


PLTGU merupakan salah satu jenis pembangkit listrik yang menggabungkan antara PLTU dan PLTG. Gas buang PLTG yang masih memiliki temperatur cukup tinggi (540 digunakan untuk mengubah air baku menjadi uap di HRSG (Heat Recovery Steam Generator). Uap yang terbentuk ini digunakan untuk memutar Turbin Uap.

A. Persiapan

Pengoperasian Combine Cycle dapat dilakukan dengan memilih GTs dan HRSGs yang mana yang diinginkan untuk distart. Untuk itu semua persyaratan dibawah ini harus dipenuhi seperti :
Steam Turbine Ready
Mechanical Auxiallary Ready
BOP Electrical Ready
GT Ready (untuk GT yang dikendaki)
HRSG Ready (untuk GT yang dikendaki)

Kondisi HRSG ready dapat terpenuhi apabila posisi motor operated valve, drains valve, vent. Valve serta diverter damper pada posisi yang tepat. Serta pemeriksaan level drum, pengoperasian pompa-pompa dan posisi control dalam ”automatic mode”. Kondisi Steam Turbine Ready dapat terpenuhi dengan mengoperasikan lube dan hidrolik serta telah terpenuhinya semua persyaratan untuk ST start. Kondisi mechanical auxiallary dapat terpenuhi dengan mengoperasikan sistem kondensat secara auto, telah mengalirnya air pada line circulating water dan semua drain valves telah dapat posisi yang benar.

HRSG yang akan distart terlebih dahulu dapat dipilih sesuai dengan yang diinginkan operator, sebaiknya dimulai dengan HRSG yang memiliki tekanan HP drum tertinggi. HRSH tersebut yang pertama-tama akan dibebani yang dapat segera mengoperasikan Steam Turbine. Untuk HRSG selanjutnya dapat dilakukan dengan meletakkan ”next unit”. Jika telah terdapat GT yang telah beroperasi secara open cycle, maka operator harus memilih ”not enable” untuk GT tersebut pada operasi auto start. Jika Steam Turbine dan beberapa HRSG telah beroperasi, maka untuk pengoperasian HRSG berikutnya dapat dilakukan dengan memilih ”next mode”. Perintah next mode ini akan membawa GT dan HRSG kedalam operasi berikutnya.


B. Persiapan Pengoperasian HRSG
Persiapan Pengoperasian HRSG meliputi :

1. Sistem alat bantu ;

· Sistem pemasok air

· Dosis kimia untuk siklus uap/air

· Sistem pengambilan contoh

· Sistem air buangan operasi

· Sistem air pendingin

· Sistem air pengisi

· Drain-drain

· Sistem uap utama

· Sistem by pass
2. HRSG
B.1. Pengisian HRSG

Mula-mula HRSG diisi dulu dengan air pengisi sampai level dalam drum normal. Temperatur logam maupun temperatur air sebaiknya dibawah 100 untuk menghindari water hammer. Tangki air pengisi mempunyai level air yang cukup. Pengisisan LP Evaporator dengan menjalankan pompa circulating pump. Katub venting pada LP drum dibuka, jika perlu level diatur lewat katub drain. Pengisian dihentikan jika alarm level rendah didalam LP drum sudah bisa di reset. Venting drum ditutup. Pengisian HP evaporator dengan menjalankan pompa circulating pump. Katub venting pada HP drum dibuka, jika perlu level diatur lewat katub drain. Pengisian dihentikan jika alarm level rendah didalam P drum sudah bisa di reset. Venting drum ditutup.
B.2. Persiapan HRSG

· HRSG sudah diisi air

· LP/HP Circulating pump siap

· LP/HP Feedwater pump siap

· LP/HP Feedwater control valve siap

· Preheater control siap

· Drain dan venting siap

· Instrument local beroperasi normal

· Sistem control aktif

· Alarm sudah hilang
B.3. Menjalankan HRSG

Diverter Damper HRSG dibuka

* Pembukaannya tergantung kepada mode start (dingin, sedang,atau panas). Pembukaannya diatur berangsur-angsur misalnya 30 derajat selama 15 menit, 45 derajat untuk 10 menit, 65 derajat untuk 12 meit akhirnya 90 derajat sebagai posisi penuh.

* Venting drum dibuka untuk membuang udara yang terperangkap dan katub drain Superheater dibuka selama 10 menit, untuk membuang akumulasi air dan selanjutnya dipersiapkan untuk mengendalikan temperatur uap. Katup uap ke turbin ditutup dan katub by pass ke kondensor dibuka.

* Dengan masuknya gas bekas turbin gas, temperatur air naik dan mulai menguap. Penguapan terjadi di LP/HP evaporator dan memasuki drum masing-masing. Bila tekanan drum sudah mencapai 2 bar, katub venting di drum ditutup. Tekanan dan temperatur uap masuk akan terus naik. Laju kenaikan ini disesuaikan dengan instruction manual yang diberikan dan kenaikan temperatur diatur lewat katub drain.

* Selanjutnya , uap HP rum dapat dimanfaatkan untuk menjalankan ejector untuk membuat vakuum kondensor. Uap ini disebut motive steam. Uap ini juga digunakan untuk perapat poros (gland steam) turbin.

* Setelah tekanan uap mencapai 20 bar, drain HP Suprheater dan drain pada jalur uap lainnya ditutup. By pass valve diatur mengendalikan tekanan uap. Tekanan uap LP dipertahankan 6,5 bar. Kenaikan tekanan uap HP diatur 2 bar per menit sampai dicapainya tekanan sliding sebesar 34 bar dimana HRSG sedah berbeban penuh.

PLTGU muara tawar


KOMISI VII DUKUNG PENGEMBANGAN PLTGU MUARA TAWAR
01-Jul-2010

Komisi VII mendukung Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Muara Tawar sehingga diharapkan dapat memenuhi ketersediaan dan kebutuhan listrik.

Dalam Kunjungan Kerja Tim Komisi VII yang dipimpin Ketua Teuku Riefky Harsya, di PLTGU Muara Tawar, Senin (21/6), Bekasi, Jawa Barat.

Dengan memaksimalkan kan kondisi PLTGU Muara Tawar diharapkan pasokan listrik untuk wilayah Jakarta dan sekitarnya dapat terjamin. Selain itu, mengoptimalkan penggunaan gas akan dapat mengurangi biaya pokok produksi listrik yang tentunya alokasi anggaran untuk subsidi listrik pada APBN dapat dikurangi dan dialihkan untuk anggaran bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Menurut Teuku Riefky beberapa permasalahan terkait dengan ketersediaan dan kebutuhan listrik, diantaranya adalah potensi deficit listrik yang disebabkan karena permasalahan kekuarangan pasokan gas. “Potensi deficit listrik yang dihasilkan oleh PLTGU Muara Tawar akan berpengaruh terhadap stabilitas kelistrikan di wilayah Jakarta dan sekitarnya,” katanya.

Dia mengeluhkan informasi yang didapat, akibat berkurangnya pasokan gas untuk kebutuhan operasional, PLTGU Muara Tawar menggunakan bahan bakar minyak untuk operasional pembangkit listrik. “Penggunaan Bahan bakar minyak berakibat pada pembengkakan biaya produksi dan biaya pokok harga listrik menjadi jauh lebih mahal,” Tegas Teuku Riefky.

Komisi VII dan Pemerintah telah melakukan pembahasan yang intensif terkait dengan usulan Pemerintah untuk menyesuaikan Tarif Dasar Listrik (TDL). Usulan ini salah satunya didasari oleh semakin besarnya subsidi listrik, tercatat pada APBN Perubahan Tahun 2010 mencapai Rp.55,1 Triliun.

Berkaitan dengan itu, menjadi penting bagi PT.Perusahaan Listrik Negara (PLN) termasuk PLTGU Muara Tawar untuk melakukan upaya peningkatan kapasitas produksi namun dengan dibarengi penurunan biaya produksi.

Salah satu upaya untuk menurunkan biaya produksi adalah dengan mengoptimalkan penggunaan gas untuk operasional pembangkit di PLTGU Muara Tawar. “Komisi VII meminta untuk melakukan optimalisasi bauran energi dengan mengganti pembangkit bahan bakar minyak dengan gas,” tambah Teuku Riefky.

Dalam menyelesaikan permasalahan potensi deficit listrik dan kekurangan pasokan gas, DPR RI juga telah meminta Pemerintah untuk menyusun rencana aksi peningkatan pasokan gas untuk kebutuhan dalam negeri. (as)